
Kolaborasi Multihelix, Kabupaten Sukoharjo Percepat Pembentukan Desa Tangguh Bencana
SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten Sukoharjo menggelar koordinasi percepatan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) dalam rangka penguatan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) pada Senin (8/9/2025) di Auditorium Menara Wijaya Lantai 10.
Kegiatan yang dihadiri Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bupati Sukoharjo Hj. Etik Suryani, dan seluruh camat serta kepala desa/lurah se-Kabupaten Sukoharjo ini bertujuan mempercepat terbentuknya desa yang memiliki kapasitas mandiri menghadapi ancaman bencana.
“Dari 167 desa/kelurahan di Sukoharjo, baru sekitar 40-an desa yang sudah membentuk relawan dan menyelenggarakan kegiatan peningkatan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana,” ungkap Bupati.
Bergas C. Penanggungan, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, memaparkan strategi kolaborasi multi helix sebagai pendekatan strategis dalam penanggulangan bencana. Pendekatan ini melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, hingga media untuk mencapai tujuan bersama.
“Kolaborasi multi helix bukan pilihan, tetapi keharusan strategis untuk mengurangi risiko dan mempercepat pemulihan,” tegas Bergas dalam presentasinya.
Melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, BUMN, dan berbagai pihak lainnya, Jawa Tengah berhasil membentuk 316 Destana baru pada 2025, menambah total menjadi 1.969 Destana dari 8.563 desa/kelurahan di Jawa Tengah.
Inspektorat Daerah Kabupaten Sukoharjo menekankan pentingnya penggunaan dana desa untuk kegiatan penanggulangan bencana sesuai Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal No. 2 Tahun 2024.
Ketentuan yang relevan mencakup mitigasi dan adaptasi perubahan iklim (Pasal 5), ketahanan pangan pasca bencana (Pasal 7), dan kegiatan penanggulangan kerawanan sosial akibat bencana (Pasal 12).
“Dana desa harus digunakan tidak hanya untuk respon kejadian, tapi juga kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana,” jelas perwakilan Inspektorat.
Data terbaru menunjukkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Jawa Tengah tahun 2024 mencapai 99,61 (kategori sedang), menurun signifikan dari 157,73 pada 2015. Penurunan ini menunjukkan efektivitas upaya penanggulangan bencana yang telah dilakukan.
Jawa Tengah menghadapi 14 jenis ancaman bencana, mulai dari banjir, gempa bumi, hingga pandemi Covid-19. Fakta menunjukkan 95% korban selamat karena mampu menyelamatkan diri (34,9%), diselamatkan keluarga (31,9%), dan diselamatkan tetangga (28,1%).
Bupati Etik Suryani menegaskan komitmen Pemkab Sukoharjo dalam mewujudkan visi-misi 2025-2030 melalui program unggulan peningkatan ketahanan daerah terhadap bencana.
“Saya mengajak seluruh pihak berkomitmen penuh mewujudkan desa-desa di Kabupaten Sukoharjo menjadi desa yang tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana,” ujar Bupati.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut Surat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Surat Edaran Bupati Sukoharjo tentang percepatan pembentukan Destana, dengan pembiayaan dari APBD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2025.
Sumber : BPBD Sukoharjo