PENGUMUMAN

SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo Etik Suryani menegaskan komitmen daerahnya untuk terus mengembangkan industri jamu tradisional Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Peringatan Hari Jamu Nasional ke-17 yang digelar di Auditorium Menara Wijaya Lantai 10, Selasa (27/5/2025).

Dalam acara yang dihadiri Wakil Bupati Eko Sapto Purnomo dan jajaran Forkopimda tersebut, Etik menyebut Sukoharjo memiliki posisi strategis sebagai “Kota Jamu” di Indonesia.

“Pasar Jamu Nguter sebagai pasar jamu terbesar di Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan jamu dari berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Bupati dalam sambutannya.

Bupati menjelaskan, inovasi terbaru yang dikembangkan adalah Kafe Jamu Nguter, yang merupakan kafe jamu pertama di Indonesia. Konsep ini dirancang untuk memperkenalkan jamu kepada generasi muda sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal.

“Kafe tersebut menjual berbagai macam minuman jamu tradisional yang diharapkan bisa melestarikan budaya minum jamu dan menjadi pendukung destinasi Wisata Jamu Sukoharjo,” ungkapnya.

Pemkab Sukoharjo juga telah menandatangani MoU dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Koperasi Jamu Indonesia (KOJAI) untuk mengembangkan jamu sebagai “welcome drink” di hotel dan restoran.

Bupati Sukoharjo mengingatkan bahwa jamu telah mendapat pengakuan internasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO pada 2023. Penetapan ini, menurutnya, membuktikan jamu bukan hanya milik Indonesia tetapi juga dunia.

“Peringatan Hari Jamu Nasional mengingatkan kesadaran akan pentingnya jamu bagi kesehatan dan potensinya sebagai komoditas yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” pungkas Bupati.

Sumber : Diskopumdag Sukoharjo, Bagian Prokopim Sukoharjo