KKN 229 UNS Memanfaatkan Limbah Sekam Padi Menjadi Arang Briket Bernilai Ekonomis
Sabtu (3/8), Kelompok KKN 229 UNS dibawah bimbingan Dr. Miftah Nugroho, M.Hum dan diketuai oleh Angga Wahyu Adiwibowo (Ilmu Tanah 2021) bersama anggota Agnes Lintang Cahyaningrum (Ilmu Hukum 2021), Alfiyya Fadhila Fauziyyati (Kimia 2021), Bella Yuniarti Wienata (Ilmu Hukum 2021), Caesar Rifqi Ardana (Teknik Industri 2021), Dinda Surya Kusumaningtyas (Ilmu Hukum 2021), Immanoel Gunawan Hutajulu (Manajemen 2021), Muhammad Hiqmana Tegar (Ilmu Hukum 2021), Nurulia Lutfi Hapsari (Pendidikan Akutansi 2021), dan Syalaisha Nathania Faatihah (Ilmu Hukum 2021) berhasil mengubah limbah sekam padi menjadi arang briket yang bernilai ekonomi tinggi. Program ini dilaksanakan di Posko KKN 229 UNS Desa Malangan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sekam padi hasil pertanian yang tidak digunakan lagi menjadi arang briket yang bernilai tinggi serta mengurangi dampak negatifnya bagi lingkungan.
Bahan baku untuk pembuatan arang briket sebenarnya sangat beragam, seperti kulit kedelai, kulit kacang, tongkol jagung, limbah kayu, serbuk gergaji, jerami, sekam padi, dan lain-lain. Mahasiswa KKN UNS Kelompok 229 memilih untuk menggunakan sekam padi sebagai bahan baku pembuatan arang briket karena Desa Malangan memiliki potensi pertanian yang tinggi, sehingga limbah sekam padi yang dihasilkan cukup banyak dan layak untuk dimanfaatkan kembali. Dalam program kerja ini, mahasiswa KKN UNS Kelompok 229 berupaya memperkenalkan pembuatan arang briket dari sekam padi kepada masyarakat. Hal ini merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat Desa Malangan yang diharapkan dapat memberikan edukasi dan wawasan yang lebih luas tentang pemanfaatan limbah.
Dengan bantuan teknologi, limbah sekam padi yang sebelumnya tidak termanfaatkan kini dapat diolah menjadi arang briket yang bernilai tinggi. Selain itu, pembuatan arang briket ini memiliki potensi besar untuk menjadi ladang perekonomian bagi masyarakat. Dengan pengelolaan yang tepat, arang briket dapat dipasarkan sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan, sehingga memberikan peluang usaha baru dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Malangan.
Sekam padi merupakan limbah kulit padi sisa penggilingan yang dilakukan setelah melakukan pemanenan. Caesar Rifqi Ardana selaku mahasiswa KKN menuturkan bahwa banyak limbah hasil pertanian yang hanya dibuang bahkan tidak sedikit terdapat sisa hasil panen padi berupa sekam padi yang banyak menumpuk di penggilingan dan di pinggir sawah. Petani hanya membiarkan limbah yang dihasilkan oleh panen mereka, terkadang juga hanya dibakar sehingga menimbulkan polusi udara.
Proses pembuatan arang briket terbilang cukup mudah. Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu limbah sekam padi, tungku api, drum, cetakan, dll. Hal yang perlu dilakukan pertama kali yaitu membakar sekam padi hingga berubah warna menjadi hitam dan dipindahkan ke dalam wadah untuk dihaluskan. Sekam padi yang telah halus kemudian dicampurkan dengan adonan tepung kanji. Setelah tercampur secara merata, adonan sekam padi dimasukkan ke dalam cetakan dan dipadatkan dengan cara dipukul. Kemudian adonan dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan selama kurang lebih satu hari di bawah sinar matahari.
Proses pembuatan arang briket sekam padi dipresentasikan dan dipraktekan langsung kepada warga Desa Malangan. Dalam kegiatan workshop tersebut juga dijelaskan manfaat arang briket yang telah dibuat.
“Pemanfaatan sekam padi tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan, kesehatan dan perekonomian masyarakat Desa Malangan,” ujar Angga selaku ketua KKN.
“Selain itu pemanfaatan arang sekam dapat menjadi peluang bisnis sehingga mampu mendukung perekonomian masyarakat di Desa Malangan selagi turut berkontribusi dalam mengatasi permasalahan limbah minyak jelantah,” ujar Caesar salah satu anggota KKN.